Aishiteru - pada zaman yang serba modern seperti sekarang ini, banyak wanita yang sudah merasa matang dan siap di nikahi kapan saja, tetapi berbeda terbalik dengan pria, yang cendrung enggan untuk menikah cepat - cepat.
ini sangat terbalik dengan kondisi jaman dahulu, di mana pria akan cepat menikahi kekasihnya saat mereka sudah menyelesaikan studynya, atau sudah mempunyai penghasilan yang cukup.
Banyak pria saat ini walaupun sudah menyelesaikan studynya atau sudah memiliki penghasilan yang sudah cukup jika hanya untuk sekedar menikah tetapi mereka lebih suka menundanya.berdsarakan fakta dan pengamatan yang penulis lakukan di lapangan saat ini banyak pria akan mau menikah adalah 5 tahun mereka menyelesaikan studynya. ini juga sesuai dengan
laporan studi psikologi 2002 yang dikeluarkan University of Southern California menunjukkan, 99% mahasiswa pria dan wanita mengatakan tidak takut pada pernikahan. Namun sebagian besar pria memilih menunda menikah dalam jangka waktu lima tahun setelah lulus kuliah ( Fans page : Jilbabku mahkotaku ).
Berkomitmen pada satu wanita seumur hidup, merupakan tantangan besar bagi pria. Mereka merasa perlu sebuah komitmen yang kuat dan pertimbangan matang, sebelum melakukan hal tersebut.
Pria khawatir, wanita yang dipilihnya lebih mementingkan dirinya sendiri dan teman-temannya. Itu hanyalah satu dari banyaknya alasan mengapa pria takut untuk menikah.
"Pria tidak ingin ditolak dan tidak diakui," ujar terapis pernikahan sekaligus blogger BetheSmartWife.com, Carin Goldstein. Seperti dilansir dari glo.msn, berikut tujuh ketakutan terbesar pria akan pernikahan:
Kurang diperhatikan
Anak, karir dan banyak hal lain yang menuntut perhatian Anda, membuat pasangan merasa kurang perhatian dan kasih sayang. Ini jadi salah satu alasan pria takut akan pernikahan.
"Seiring berjalannya pernikahan, pria seringkali merasa ia hanya berfungsi sebagai ATM berjalan yang hanya dicari jika dibutuhkan pada masalah finansial atau keuangan," ujar Julie Orlov, psikoterapis, pembicara sekaligus penulis The Pathway to Love.
Jadi cobalah luangkan waktu minimal 30 menit dalam sehari untuk berbincang dengan pasangan seputar kegiatannya sepanjang hari, bukan membahas mengenai keuangan atau anak. Hal ini perlu dilakukan agar ia merasa tetap diperhatikan dan penting untuk Anda.
Bersikap seakan-akan Anda ibunya
Mungkin ia senang dengan keahlian Anda membagi waktu dan serba bisa. Tapi bukan berarti Anda harus selalu mencampuri dan mengguruinya sepanjang waktu seperti yang dilakukan ibunya. Jadi coba katakan saja padanya, untuk memberitahu dan mengingatkan Anda jika sudah bertingkah menyebalkan dan mengguruinya selayaknya ibu-ibu.
Menggosipkan suami
Kebiasaan menggosip dan menceritakan setiap detail pertengkaran dengan pasangan kepada teman bukan kebiasaan yang disenangi pria dari wanita. Sahabat mungkin bisa menjadi orang yang selalu ada saat dibutuhkan tapi sebaiknya hindari membicarakan masalah rumah tangga terlalu detail, apalagi tentang keburukan suami. Sebaiknya, pelajari apa yang disukai dan tidak disukai pasangan dan selesaikan masalah tersebut dengan bijak.
"Selalu menceritakan setiap detail pertengkaran pada orang lain hanya akan merusak imej pasangan," jelas Orlov.
Jarang bercinta
Kekhawatiran semakin malasnya Anda melakukan hubungan intim atau proses menopause yang membuat Anda dan dia kehilangan gairah, serta menurunnya vitalitas, membayang-bayangi pria dan membuatnya takut menjalani pernikahan. Sebenarnya, jika Anda bersikap terbuka dan membalas sentuhan serta perhatian pasangan dengan pelukan atau ciuman hangat, akan cukup membuatnya tenang dan merasa dicintai.
Berubah
Berbeda dengan wanita yang berharap agar pasangannya dapat berubah lebih dewasa atau bertanggung jawab setelah menikah, pria mengharapkan agar wanita yang dicintainya tidak berubah menjadi orang lain setelah menikah. Ia menginginkan perhatian, rasa sayang dan juga perilaku yang sama seperti yang Anda berikan sebelumnya.
Mengubahnya menjadi orang lain
Sebagaimana ia tidak menginginkan Anda berubah, ia juga takut Anda mengubah dan mendiktenya hingga menjadi sosok yang tidak lagi ia kenal. Jika ia memiliki kebiasaan manja, merokok atau cuek pada saat berpacaran, mengubahnya secara frontal hanya akan membuat Anda lelah dan kecewa.
Tidak ada waktu untuk diri sendiri
Entah sekadar main game atau membaca berita di pagi hari, serta tidak lagi memiliki waktu untuk hang out dengan teman-temannya merupakan hal yang ditakutkan pria setelah menikah. Kedua belah pihak tetap membutuhkan dan berhak untuk bersantai serta menghabiskan waktu dengan teman-temannya.
Berikan ia waktu untuk berkumpul ataupun sekadar berkumpul dengan sahabatnya. Dengan begitu ketika ia pulang kembali ke rumah, perasaannya telah menjadi lebih rileks dan santai. Anda sendiri juga dapat bergantian melakukannya dengan sahabat-sahabat Anda.
sumber : Vivalife.co.id